Museum Rekor-Dunia Indonesia didirikan atas prakarsa Jaya Suprana di kawasan industri JAMU JAGO, Srondol, Semarang pada tanggal 27 Januari 1990 diresmikan oleh Menko Kesra Soepardjo Roestam dan Menko Polkam Soedomo disaksikan oleh Ketua PMI Pusat Ibnu Soetowo dan Gubernur Jawa Tengah, HM Ismail.
Museum Rekor-Dunia Indonesia kemudian popular dengan sebutan akronim MURI yang diberikan oleh Soepardjo Roestam pada upacara peresmian MURI.
Tujuan kegiatan MURI murni pengabdian bakti-budaya dengan menghimpun data-data rekor superlatif yang hadir di Indonesia atau dibuat oleh putera-puteri bangsa Indonesia sebagai inspirasi penggugah semangat bangsa Indonesia untuk selalu berjuang mempersembahkan karsa dan karya yang terbaik di bidang keahlian masing-masing.
MURI merupakan lembaga pertama di Indonesia yang khusus menghimpun data-data rekor superlatif di Indonesia. Pendirian dan pelaksanaan kegiatan MURI didukung sepenuhnya oleh kelompok- usaha JAMU JAGO.
Ternyata sambutan masyarakat terhadap MURI luar biasa antusias hingga praktis setiap hari terjadi peristiwa penciptaan mau pun pemecahan rekor di berbagai kota besar sampai pedesaan Indonesia yang diberitakan secara nasional mau pun internasional.
Rekor-rekor yang diciptakan masyarakat untuk MURI bukan hanya rekor-nasional namun juga rekor-dunia.
Kegiatan rutin MURI dilaksanakan Manajer MURI, Paulus Pangka beserta staf kerabat-kerja MURI.
Edisi perdana BUKU MURI atas prakarsa Wakil Ketua Umum MURI, Aylawati Sarwono akan diterbitkan PT Elex Komputindo, kelompok Gramedia pada HUT ke 17 MURI 27 Januari 2007.
Sabtu, 01 November 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar