Selasa, 25 November 2008
Selasa, 04 November 2008
REKRUTMEN & SELEKSI KARYAWAN PT. KERETA API (PERSERO)
PAIRS Consultant bekerjasama dgn BKA-ITENAS Bandung
mengadakan
REKRUTMEN & SELEKSI KARYAWAN
PT. KERETA API (PERSERO)
TAHUN 2008 Tingkat S1 & D3
mengadakan
REKRUTMEN & SELEKSI KARYAWAN
PT. KERETA API (PERSERO)
TAHUN 2008 Tingkat S1 & D3
PT. Kereta Api (Persero) mengundang Putra / Putri terbaik bangsa
untuk bekerja dan mengembangkan karir di PT. Kereta Api (Persero)
Dengan ketentuan sebagai berikut :
A. PERSYARATAN ADMINISTRATIF
1) WNI, pada tanggal 1 Oktober 2008 berusia tidak lebih dari :
A. 33 tahun untuk S1
B. 27 tahun untuk D3
2) IPK diutamakan 2.5 ke atas utk lulusan PTN dgn akreditasi A
IPK diutamakan 2.75 ke atas utk lulusan PTS dgn akreditasi A
3) Diutamakan memiliki skor TOEFL minimal 400
4) Berkelakuan baik dan berbadan sehat
5) Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah kerja perusahaan
B. KUALIFIKASI PENDIDIKAN
C. PENGIRIMAN LAMARAN
1. Berkas lamaran terdiri dari dan HARUS disusun (pergunakan staples) dengan urutan dari atas ke bawah :
· 4 buah pas photo (dalam plastik bening)
· Fotokopi kartu tanda penduduk (KTP) yang masih berlaku
· Fotokopi Kartu Kuning dari Disnaker
· Data Riwayat Hidup (harus dengan ditempel pas photo) seperti contoh (klik disini)
· Surat lamaran kerja
· Fotokopi ijazah yang telah dilegalisir oleh Perguruan Tinggi nya
· Fotokopi transkrp nilai yang dilegalisir Perguruan Tinggi nya.
· Fotokopi akte kelahiran
· Fotokopi Sertifikat TOEFL
· Surat pernyataan bersedia ditempatkan di seluruh wilayah kerja perusahaan
2. Pada sudut kiri atas amplop lamaran HARUS mencantumkan KODE DISIPLIN ILMU (lihat butir B1 atau B2). Contoh :
STINDU - Peserta Seleksi Program S1, jurusan Teknik Industri
DAKUN - Peserta Seleksi Program D3, jurusan Akuntansi
3. Lamaran disampaikan dalam AMPLOP COKLAT UKURAN A4 melalui POS selambat-lambatnya diterima oleh panitia tanggal 12 November 2008 pukul 14.00 WIB, ditujukan kepada :
PO BOX 7658 Bandung 40286 BDSE : Untuk Peserta Seleksi Program S1
PO BOX 7693 Bandung 40286 BDSE : Untuk Peserta Seleksi Program D3
D. PELAKSANAAN SELEKSI
1. Proses / tahapan seleksi terdiri dari :
· Administratif (ADM)
· Tes Potensi Akademik (TPA) & Tes Bahasa Inggris (ING)
· Tes Psikologi (PSI)
· Wawancara (WCR)
· Tes Kesehatan (MED)
2. Pengumuman & pemanggilan peserta yang memenuhi persyaratan & akan diikutsertakan proses seleksi hanya melalui website : www.seleksiptka2008.info & dapat dilihat mulai tanggal 16 November 2008.
3. Pelaksanaan Tes Potensi Akademik & Tes Bahasa Inggris akan dilakukan pada tanggal 23 November 2008.
4. Peserta wajib membawa berkas identitas dan berkas lamaran yang ASLI (Ijazah dll) pada setiap tahapan seleksi.
5. Seleksi akan diselenggarakan hanya di kota Bandung.
6. Biaya dari dan ke tempat seleksi menjadi tanggung jawab peserta.
E. KETENTUAN LAIN
1. Pelamar TIDAK PERLU menyertakan dokumen lain selain yang disebutkan pada butir C dan lamaran yang sudah dikirim tidak akan dikembalikan.
2. Dalam proses seleksi ini pelamar tidak dipungut biaya apapun.
3. Selama pelaksanaan seleksi tidak diadakan surat menyurat apapun.
4. Setiap urutan tahap seleksi berlaku sistem gugur dan keputusan panitia tidak dapat diganggu gugat.
5. Pelamar dihimbau untuk mengabaikan pihak-pihak yang menjanjikan dapat membantu kelulusan dalam proses seleksi ini.
ketentuan lebih lanjut klik di sini
Minggu, 02 November 2008
Pembagian Tugas Per Komisi DPR-RI
KOMISI I
Ruang Lingkup:
PERTAHANAN,INTELIJEN, LUAR NEGERI, KOMUNIKASI DAN INFORMASI
Pasangan Kerja:
1. Departemen Pertahanan
2. Departemen Luar Negeri
3. Tentara Nasional Indonesia
4. Departemen Komunikasi dan Informatika
5. Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas)
6. Badan Intelijen Negara (BIN)
7. Lembaga Sandi Negara (LEMSANEG)
8. Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA
9. Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas)
10.Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)
11.Televisi Republik Indonesia (TVRI)
12.Radio Republik Indonesia (RRI)
13.Dewan Pers
KOMISI II
Ruang Lingkup:
PEMERINTAHAN DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH,APARATUR NEGARA, AGRARIA DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM (KPU)
Pasangan Kerja:
1. Departemen Dalam Negeri
2. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
3. Menteri Sekretaris Negara
4. Sekretaris Negara
5. Lembaga Administrasi Negara (LAN)
6. Badan Kepegawaian Negara (BKN)
7. Badan Pertanahan Nasional (BPN)
8. Arsip Nasional RI (ANRI)
9. Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Sekterariat Komisi II DPR RI berada di Gedung Nusantara II Lantai 2, diatas Bank Mandiri. Ruang Rapat Komisi II DPR RI berada di Ruang Rapat Komisi II DPR RI (KK.III)/Gd. Nusantara
KOMISI III
Ruang Lingkup:
HUKUM, PERUNDANG UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN
Pasangan Kerja:
1. Departemen Hukum dan Hak Azasi Manusia
2. Kejaksaan Agung
3. Kepolisian Negara Republik Indonesia
4. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
5. Komisi Ombudsman Nasional
6. Komisi Hukum Nasional
7. Komisi Nasional HAM (KOMNAS HAM)
8. Setjen Mahkamah Agung
9. Setjen Mahkamah Konstitusi
10.Setjen MPR
11.Setjen DPD
12.Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)
13.Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN)
14.Komisi Yudisial
KOMISI IV
Ruang Lingkup:
PERTANIAN,PERKEBUNAN,KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN DAN PANGAN,
Pasangan Kerja:
1. Departemen Pertanian
2. Departemen Kehutanan
3. Departemen Kelautan
4. Badan Urusan Logistik
5. Dewan Maritim Nasional
Selain pasangan kerja diatas beberapa unit usaha yang diberi tugas untuk Publik Service Obligation(tugas subsidi) seperti Inhutani,PT SHS dan PT Pertani dll
KOMISI V
Ruang Lingkup:
PERHUBUNGAN, PEKERJAAN UMUM,PERUMAHAN RAKYAT,PEMBANGUNAN PEDESAAN DAN KAWASAN TERTINGGAl, BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA, DAN BADAN SAR NASIONAL
Pasangan Kerja:
1. Departemen Pekerjaan Umum
2. Departemen Perhubungan
3. Menteri Negara Perumahan Rakyat
4. Menteri Negara Pembangunan Daerah Teringgal
5. Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG)
KOMISI VI
Ruang Lingkup:
PERDAGANGAN,PERINDUSTRIAN,INVESTASI,KOPERASI UKM BUMN, STANDARISASI NASIONAL,
Pasangan Kerja:
1. Departemen Perindustrian
2. Departemen Perdagangan
3. Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil-Menengah.
4. Menteri Negara BUMN
5. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
6. Badan Standarisasi Nasional (BSN)
7. Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN)
8. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)
KOMISI VII
Ruang Lingkup:
ENERGI SUMBER DAYA MINERAL,RISET DAN TEKNOLOGI,LINGKUNGAN HIDUP
Pasangan Kerja:
1. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
2. Menteri Negara Lingkungan Hidup
3. Menteri Negara Riset dan Teknologi
4. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
5. Dewan Riset Nasional
6. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
7. Badan Tenaga Nuklir (BATAN)
8. Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETAN)
9. Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL)
10.Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
11.Badan Pengatur Kegiatan Hilir Migas
KOMISI VIII
Ruang Lingkup:
AGAMA,SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
Pasangan Kerja:
1. Departemen Agama
2. Departemen Sosial
3. Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan
4. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
KOMISI IX
Ruang Lingkup:
KEPENDUDUKAN,KESEHATAN,TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
Pasangan Kerja:
1. Departemen Kesehatan
2. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
3. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
4. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
5. PT. Jamsostek (Persero)
KOMISI X
Ruang Lingkup:
PENDIDIKAN,PEMUDA,OLAHRAGA,PARIWISATA,KESENIAN, PERFILMAN,KEBUDAYAAN, DAN PERPUSTAKAAN
Pasangan Kerja:
1. Menteri Pendidikan Nasional
2. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata
3. Menteri Negara Pemuda dan Olahraga
4. Perpustakaan Nasional
5. Badan Pengembangan Kebudayaan Pariwisata (BPBUDPAR)
KOMISI XI
Ruang Lingkup:
KEUANGAN,PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,PERBANKAN DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK
Pasangan Kerja:
1. Departemen Keuangan
2. Menteri Negara Perencanaan dan Pembangunan/Kepala BAPPENAS
3. Bank Indonesia
4. Lembaga Keuangan Bukan Bank
5. Badan Peengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
6. Badan Pusat Statistik
7. Setjen BPK RI
Ruang Lingkup:
PERTAHANAN,INTELIJEN, LUAR NEGERI, KOMUNIKASI DAN INFORMASI
Pasangan Kerja:
1. Departemen Pertahanan
2. Departemen Luar Negeri
3. Tentara Nasional Indonesia
4. Departemen Komunikasi dan Informatika
5. Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas)
6. Badan Intelijen Negara (BIN)
7. Lembaga Sandi Negara (LEMSANEG)
8. Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA
9. Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas)
10.Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)
11.Televisi Republik Indonesia (TVRI)
12.Radio Republik Indonesia (RRI)
13.Dewan Pers
KOMISI II
Ruang Lingkup:
PEMERINTAHAN DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH,APARATUR NEGARA, AGRARIA DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM (KPU)
Pasangan Kerja:
1. Departemen Dalam Negeri
2. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
3. Menteri Sekretaris Negara
4. Sekretaris Negara
5. Lembaga Administrasi Negara (LAN)
6. Badan Kepegawaian Negara (BKN)
7. Badan Pertanahan Nasional (BPN)
8. Arsip Nasional RI (ANRI)
9. Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Sekterariat Komisi II DPR RI berada di Gedung Nusantara II Lantai 2, diatas Bank Mandiri. Ruang Rapat Komisi II DPR RI berada di Ruang Rapat Komisi II DPR RI (KK.III)/Gd. Nusantara
KOMISI III
Ruang Lingkup:
HUKUM, PERUNDANG UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN
Pasangan Kerja:
1. Departemen Hukum dan Hak Azasi Manusia
2. Kejaksaan Agung
3. Kepolisian Negara Republik Indonesia
4. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
5. Komisi Ombudsman Nasional
6. Komisi Hukum Nasional
7. Komisi Nasional HAM (KOMNAS HAM)
8. Setjen Mahkamah Agung
9. Setjen Mahkamah Konstitusi
10.Setjen MPR
11.Setjen DPD
12.Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)
13.Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN)
14.Komisi Yudisial
KOMISI IV
Ruang Lingkup:
PERTANIAN,PERKEBUNAN,KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN DAN PANGAN,
Pasangan Kerja:
1. Departemen Pertanian
2. Departemen Kehutanan
3. Departemen Kelautan
4. Badan Urusan Logistik
5. Dewan Maritim Nasional
Selain pasangan kerja diatas beberapa unit usaha yang diberi tugas untuk Publik Service Obligation(tugas subsidi) seperti Inhutani,PT SHS dan PT Pertani dll
KOMISI V
Ruang Lingkup:
PERHUBUNGAN, PEKERJAAN UMUM,PERUMAHAN RAKYAT,PEMBANGUNAN PEDESAAN DAN KAWASAN TERTINGGAl, BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA, DAN BADAN SAR NASIONAL
Pasangan Kerja:
1. Departemen Pekerjaan Umum
2. Departemen Perhubungan
3. Menteri Negara Perumahan Rakyat
4. Menteri Negara Pembangunan Daerah Teringgal
5. Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG)
KOMISI VI
Ruang Lingkup:
PERDAGANGAN,PERINDUSTRIAN,INVESTASI,KOPERASI UKM BUMN, STANDARISASI NASIONAL,
Pasangan Kerja:
1. Departemen Perindustrian
2. Departemen Perdagangan
3. Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil-Menengah.
4. Menteri Negara BUMN
5. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
6. Badan Standarisasi Nasional (BSN)
7. Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN)
8. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)
KOMISI VII
Ruang Lingkup:
ENERGI SUMBER DAYA MINERAL,RISET DAN TEKNOLOGI,LINGKUNGAN HIDUP
Pasangan Kerja:
1. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
2. Menteri Negara Lingkungan Hidup
3. Menteri Negara Riset dan Teknologi
4. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
5. Dewan Riset Nasional
6. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
7. Badan Tenaga Nuklir (BATAN)
8. Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETAN)
9. Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL)
10.Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
11.Badan Pengatur Kegiatan Hilir Migas
KOMISI VIII
Ruang Lingkup:
AGAMA,SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
Pasangan Kerja:
1. Departemen Agama
2. Departemen Sosial
3. Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan
4. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
KOMISI IX
Ruang Lingkup:
KEPENDUDUKAN,KESEHATAN,TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
Pasangan Kerja:
1. Departemen Kesehatan
2. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
3. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
4. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
5. PT. Jamsostek (Persero)
KOMISI X
Ruang Lingkup:
PENDIDIKAN,PEMUDA,OLAHRAGA,PARIWISATA,KESENIAN, PERFILMAN,KEBUDAYAAN, DAN PERPUSTAKAAN
Pasangan Kerja:
1. Menteri Pendidikan Nasional
2. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata
3. Menteri Negara Pemuda dan Olahraga
4. Perpustakaan Nasional
5. Badan Pengembangan Kebudayaan Pariwisata (BPBUDPAR)
KOMISI XI
Ruang Lingkup:
KEUANGAN,PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,PERBANKAN DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK
Pasangan Kerja:
1. Departemen Keuangan
2. Menteri Negara Perencanaan dan Pembangunan/Kepala BAPPENAS
3. Bank Indonesia
4. Lembaga Keuangan Bukan Bank
5. Badan Peengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
6. Badan Pusat Statistik
7. Setjen BPK RI
Sabtu, 01 November 2008
Bandungan
KALAU orang Jakarta punya tempat yang disebut Puncak bila mereka ingin rehat dan berlibur, orang Semarang dan sekitarnya punya Bandungan. Wajar saja, ada orang yang menyebut lokawisata yang sejuk nyaman itu sebagai Puncak-nya Semarang.
anpa mengalkulasi spesifikasi antara Puncak dan Bandungan, orang Semarang dan sekitarnya boleh merasa lebih beruntung. Apa pasal? Jarak ke Bandungan dari Semarang hanya sekitar 25 kilometer dengan waktu tempuh hanya sekitar satu jam. Bandingkan dengan orang Jakarta yang mau ke Puncak. Bisa lebih dari dua jam. Itu kalau jalanan normal. Padahal, setiap akhir pekan, jalur ke Puncak mirip antrean mudik Lebaran. Wajar saja, konon sekarang orang Jakarta memilih tempat alternatif lain. Yakni, di Bandung, khususnya di kawasan Dago. Meskipun harus menempuh sekitar 4 jam melalui Purwakarta, tak masalah karena tak harus menggerutu akibat kemacetan.
Kalau ke Bandungan, baik yang dari arah utara maupun yang dari selatan, jalurnya boleh dibilang lempang-lempang saja. Selain itu, sebelum memasuki kawasan bandungan, kita sudah disodori lanskap bebukitan yang indah dipandang. yang pasti, sejak lama Bandungan menjadi tempat terdekat, khususnya bagi orang Semarang kalau ingin sekadar rehat.
Bandungan merupakan sebuah objek wisata pegunungan yang terdapat di Kelurahan Bandungan, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang. Kalau bicara daya tarik, sebenarnya lokawisata tersebut tak punya situs tertentu, sebut misalnya situs peninggalan bernilai historis yang bisa dikunjungi. Tapi kalau Candi Gedongsongo yang letaknya hanya sekitar 10 kilometer dari "titik pusat" Bandungan itu masih termasuk di dalam kawasan kunjungan, berarti itu poin plus bagi pewisata.
Ya, Bandungan juga tak memiliki situs keajaiban alam seperti danau, telaga, air terjun, atau apa pun. Jadi, yang dimiliki tempat itu
hanya punya kawasan yang kebetulan dikaruniai alam yang bagus, di lingkungan tinggi yang sejuk (cenderung dingin), dan tentu saja tidak bising. Suasana seperti itu tentu bagus bagi mereka yang ingin sekadar mengendurkan ketegangan atau monotonitas sehari-hari.
Apalagi, untuk menginap, pengunjung tak bakal kehabisan tempat bermalam. Begitu banyak penginapan dari kelas motel hingga hotel. Sudah sejak lama bisnis perhotelan memang marak di situ. Dalam soal ini, mau tak mau harus disebutkan bahwa sudah rahasia umum beberapa tempat penginapan di situ terkenal sebagai "penginapan remang-remang". Tapi untuk soal ini, baiknya tak dibahas terlalu panjang. Diakui atau tidak, pada hampir semua kawasan wisata, hal seperti itu kerap dijumpai.
***
KALAU setiap kali datang ke Bandungan hanya untuk menikmati suasana alam di situ, lambat laun orang bisa bosan pula. Karena itu, sejak beberapa waktu lamanya, fasilitas-fasilitas pendukung orang berpelesir mulai ada, selain seperti yang telah disebutkan berupa hotel atau motel.
Makanya, ada beberapa tempat yang menyediakan fasilitas wisata olah raga. Jenisnya berupa kolam renang dan lapangan tenis. Menariknya karena suhu udara di situ rata-rata berkisar antara 14 hingga 25 derajat, berenang di wilayah bandungan bisa dibilang sengaja membekukan diri. Makanya, kolam renang yang tersedia umumnya berair hangat.
Masih berkaitan dengan relaksasi tubuh yang sangat mungkin diperlukan pengunjung yang telah capai putar-putar wilayah Bandungan, tempat-tempat spa juga berjamuran di situ. Salah satunya Susan Spa yang berada pada ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut. Di situ bahkan ada fasilitas berupa jacuzzi berair hangat dan sauna.
Tempat untuk meeting atau konferensi pun bisa dijumpai di kawasan tersebut. Ini tentu saja dari pertimbangan bahwa gaya sebuah perusahaan moderen yang menganggap melakukan pertemuan dengan staf akan lebih afdol bila suasana sekitar tenang dan nyaman seperti di Bandungan.
Yang tak kalah menarik untuk diterakan adalah pasar buah. Pasar ini menjadi daya tarik tersendiri dan merupakan salah satu potensi daerah yang menjadi unggulan Bandungan. Di pasar buah tersebut, Anda bisa memperoleh bebuahan tropis yang sebagian bbesar dipasok dari wilayah sekitar situ. Ada salak, pisang, mangga, kelengkeng, manggis, alpukat, sawo, rambutan, atau nanas.
Dari semua buah itu, Anda sudah tahu, bahwa kelengkeng adalah yang "paling istimewa". Secara sederhana, buah itu menjadi ikon Bandungan. Ingat lagu yang dinyanyikan penyanyi pop Jawa Didi Kempot yang berjudul "Klengkeng Bandungan"? Besar, bundar, dan rasanya segar benar. Itu kata si penyanyi. Apalagi bila buah itu lagi musim, wah... hampir semua kios buah di situ selalu tak sepi pembeli. Orang yang berkunjung ke Bandungan pun rasanya belum lengkap kalau belum menjinjing buah khas tersebut.
Tentu saja tak cuma karena buah kelengkeng itu, Pasar Bandungan seolah-olah menjadi pusat segala aktivitas para pengunjung kawasan tersebut. Kenyataannya, khususnya pada saat hari libur yang berarti pula banyak kunjungan ke Bandungan, pasar begitu ramai. Sebagian besar pembeli berasal dari Kota Semarang dan kota lain yang memang sengaja berlibur untuk berkunjung ke Bandungan dengan membawa oleh-oleh bebuahan.
Satu tempat lagi yang bisa dikunjungi kalau datang ke Bandungan adalah kawasan Jimbaran. Itu wisata perikanan yang terdapat di Desa Jimbaran. Di situ ada berpuluh-puluh tempat pemancingan yang menyediakan ikan-ikan air tawar untuk dipancing dan langsung dapat dinikmati di pondok-pondok makan yang tersedia. Dan sudah populer di situ, kelezatan ikan serta sambalnya membuat lidah senantiasa bergoyang enggan berhenti.
Yang pasti, Bandungan masih memikat sebagai tempat pelesir. Apalagi sekarang pelbagai fasilitas yang ada semakin menyamankan orang untuk berlibur.
anpa mengalkulasi spesifikasi antara Puncak dan Bandungan, orang Semarang dan sekitarnya boleh merasa lebih beruntung. Apa pasal? Jarak ke Bandungan dari Semarang hanya sekitar 25 kilometer dengan waktu tempuh hanya sekitar satu jam. Bandingkan dengan orang Jakarta yang mau ke Puncak. Bisa lebih dari dua jam. Itu kalau jalanan normal. Padahal, setiap akhir pekan, jalur ke Puncak mirip antrean mudik Lebaran. Wajar saja, konon sekarang orang Jakarta memilih tempat alternatif lain. Yakni, di Bandung, khususnya di kawasan Dago. Meskipun harus menempuh sekitar 4 jam melalui Purwakarta, tak masalah karena tak harus menggerutu akibat kemacetan.
Kalau ke Bandungan, baik yang dari arah utara maupun yang dari selatan, jalurnya boleh dibilang lempang-lempang saja. Selain itu, sebelum memasuki kawasan bandungan, kita sudah disodori lanskap bebukitan yang indah dipandang. yang pasti, sejak lama Bandungan menjadi tempat terdekat, khususnya bagi orang Semarang kalau ingin sekadar rehat.
Bandungan merupakan sebuah objek wisata pegunungan yang terdapat di Kelurahan Bandungan, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang. Kalau bicara daya tarik, sebenarnya lokawisata tersebut tak punya situs tertentu, sebut misalnya situs peninggalan bernilai historis yang bisa dikunjungi. Tapi kalau Candi Gedongsongo yang letaknya hanya sekitar 10 kilometer dari "titik pusat" Bandungan itu masih termasuk di dalam kawasan kunjungan, berarti itu poin plus bagi pewisata.
Ya, Bandungan juga tak memiliki situs keajaiban alam seperti danau, telaga, air terjun, atau apa pun. Jadi, yang dimiliki tempat itu
hanya punya kawasan yang kebetulan dikaruniai alam yang bagus, di lingkungan tinggi yang sejuk (cenderung dingin), dan tentu saja tidak bising. Suasana seperti itu tentu bagus bagi mereka yang ingin sekadar mengendurkan ketegangan atau monotonitas sehari-hari.
Apalagi, untuk menginap, pengunjung tak bakal kehabisan tempat bermalam. Begitu banyak penginapan dari kelas motel hingga hotel. Sudah sejak lama bisnis perhotelan memang marak di situ. Dalam soal ini, mau tak mau harus disebutkan bahwa sudah rahasia umum beberapa tempat penginapan di situ terkenal sebagai "penginapan remang-remang". Tapi untuk soal ini, baiknya tak dibahas terlalu panjang. Diakui atau tidak, pada hampir semua kawasan wisata, hal seperti itu kerap dijumpai.
***
KALAU setiap kali datang ke Bandungan hanya untuk menikmati suasana alam di situ, lambat laun orang bisa bosan pula. Karena itu, sejak beberapa waktu lamanya, fasilitas-fasilitas pendukung orang berpelesir mulai ada, selain seperti yang telah disebutkan berupa hotel atau motel.
Makanya, ada beberapa tempat yang menyediakan fasilitas wisata olah raga. Jenisnya berupa kolam renang dan lapangan tenis. Menariknya karena suhu udara di situ rata-rata berkisar antara 14 hingga 25 derajat, berenang di wilayah bandungan bisa dibilang sengaja membekukan diri. Makanya, kolam renang yang tersedia umumnya berair hangat.
Masih berkaitan dengan relaksasi tubuh yang sangat mungkin diperlukan pengunjung yang telah capai putar-putar wilayah Bandungan, tempat-tempat spa juga berjamuran di situ. Salah satunya Susan Spa yang berada pada ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut. Di situ bahkan ada fasilitas berupa jacuzzi berair hangat dan sauna.
Tempat untuk meeting atau konferensi pun bisa dijumpai di kawasan tersebut. Ini tentu saja dari pertimbangan bahwa gaya sebuah perusahaan moderen yang menganggap melakukan pertemuan dengan staf akan lebih afdol bila suasana sekitar tenang dan nyaman seperti di Bandungan.
Yang tak kalah menarik untuk diterakan adalah pasar buah. Pasar ini menjadi daya tarik tersendiri dan merupakan salah satu potensi daerah yang menjadi unggulan Bandungan. Di pasar buah tersebut, Anda bisa memperoleh bebuahan tropis yang sebagian bbesar dipasok dari wilayah sekitar situ. Ada salak, pisang, mangga, kelengkeng, manggis, alpukat, sawo, rambutan, atau nanas.
Dari semua buah itu, Anda sudah tahu, bahwa kelengkeng adalah yang "paling istimewa". Secara sederhana, buah itu menjadi ikon Bandungan. Ingat lagu yang dinyanyikan penyanyi pop Jawa Didi Kempot yang berjudul "Klengkeng Bandungan"? Besar, bundar, dan rasanya segar benar. Itu kata si penyanyi. Apalagi bila buah itu lagi musim, wah... hampir semua kios buah di situ selalu tak sepi pembeli. Orang yang berkunjung ke Bandungan pun rasanya belum lengkap kalau belum menjinjing buah khas tersebut.
Tentu saja tak cuma karena buah kelengkeng itu, Pasar Bandungan seolah-olah menjadi pusat segala aktivitas para pengunjung kawasan tersebut. Kenyataannya, khususnya pada saat hari libur yang berarti pula banyak kunjungan ke Bandungan, pasar begitu ramai. Sebagian besar pembeli berasal dari Kota Semarang dan kota lain yang memang sengaja berlibur untuk berkunjung ke Bandungan dengan membawa oleh-oleh bebuahan.
Satu tempat lagi yang bisa dikunjungi kalau datang ke Bandungan adalah kawasan Jimbaran. Itu wisata perikanan yang terdapat di Desa Jimbaran. Di situ ada berpuluh-puluh tempat pemancingan yang menyediakan ikan-ikan air tawar untuk dipancing dan langsung dapat dinikmati di pondok-pondok makan yang tersedia. Dan sudah populer di situ, kelezatan ikan serta sambalnya membuat lidah senantiasa bergoyang enggan berhenti.
Yang pasti, Bandungan masih memikat sebagai tempat pelesir. Apalagi sekarang pelbagai fasilitas yang ada semakin menyamankan orang untuk berlibur.
Candi Gedong Songo
Candi gedong songo terletakl di kaki gunung ungaran, kira- kira diketinggian 1200- 1300 m diatas permukaan laut. Secara administrative candi gedong songo terletak di desa candi, kecamatan ambarawa kabupaten semarang.adapun secara astronomis terletak pada 110 ‘ 14’ 18’ BT dan 7’ 12’ 16 LS.
Percandian gedong songo merupakan kompleks candi yang terdiri dari sembilan kelompok candi. Seluruh bangunan percandian gedong songo dibuat dari batuan andasit. komplek candi ini pada awalnya disebut candi “gedong pitoe” karena pada waktu itu ditemukan oleh Rafles hanya terdiri dari tujuh kelopok bangunan candi. Namun selanjutnya ditemukan dua kelompok candi sehingga dinamakan candi gedong songo . kata gedong ( jawa ) berarti bangunan songo berarti 9 jadi candi gedong songo adalah sembilan candi.meskipun menurut nama yang diberikan sembilan kelompok candi, maka saat ini hanya terdapat lima kelompok candi yang masih utuh.sedangkan keemopat candi lainnya sudah runtuh dan hanya tinggal pondasi atau dasarnya saja.
Kelima kelompok candi tersebut letaknya berpencar, dimulai dari candi gedong I yang terletak paling bawah sampai dengan candi gedong V yang terletak paling atas. Kelima bangunan candi itu telah dipugar oleh Dinas Purbakala.
Candi gedong I dan Gedong II telah dipugar pada tahun 1928 –1929 dan 1930 –1931, sedangkan candi gedong III, IV dan V tahun 1977 –1983 .
Percandian gedong songo merupakan kelompok percandian yang bercorak agama hindu. Hal ini dapat diketahui berdasarkan arca dan relief yang menempati relung –relung bangunan candi. Seperti arca Ciwa Mahadewa , ciwa mahaguru, ganeca ,durga mahisasuramardhini, nadiswara dan mahakala serta yoni yang terdapat pada bilik candi.keistimewaan dari percandian gedong songo antara lain terdapat arca gajah dalam posisi jongkok ( njerum :jw ) dikaki candi gedong III, dan yoni dalam bentuk persegi panjang yang terdapat di bilik candi gedong I.
Mengenai masa pendirian candi gedong songo belum diketahui secara pasti , namun dari bentuk seni bangunan para ahli menafsirkan pendirina candi gedong songo hampir semasa dengan percandian dieng yang dianggap candi hindu tertua di jawa tengah. Dengan demikian candi gedong songo dibuat dalam kurun waktu abad ke VII –IX Masehi.
Dalam kesempatan ini gue mencoba hiking ke gunung yang paling ramai dan sering dikunjungi para remaja maupun pemuda disekitar semarang dan ambarawa, hanya sekedar rekreasi, camping maupun summit ke puncak gunung ungaran.gue sendiri memilih untuk hiking karena keterbatasan alat yang tidak dibawa karena hanya kebetulan saja mampir ke gunung ini, disini banyak sekali keunikan. Dan mulai dari sinilah gue mencoba mengexploitasi apa yang menjadi fenomena gunung ungaran itu sendiri, konon gunung ini banyak menyimpan banyak cerita yang berhubungan dengan cerita mahabarata dalam perwayangan.
Gunung yang paling strategis dan mudah dijangkau membuat gunung ini selalu ramai di singgahi tiap libur akhir semester atau hari raya besar. Udara yang sejuk, perkebunan mawar dan hutan yang masih lebat mendominasi kawasan ini, dan masih terdapat beberapa jenis hewan langka.
Untuk mengakses lokasi candi gedong songo sangat mudah, dari kota ambarawa hanya berjarak sekitar 15 km yaitu arah barat melewati objek wisata bandungan.
Dari arah terminal semarang naik bus kecil jurusan bandungan /gedong songo.
Dari arah joyjakarta naik bus jurusan semarang turun di kota ambarawa. Disambung dengan naik angkot ke bandungan /gedong songo.
Museum Rekor Indonesia
Museum Rekor-Dunia Indonesia didirikan atas prakarsa Jaya Suprana di kawasan industri JAMU JAGO, Srondol, Semarang pada tanggal 27 Januari 1990 diresmikan oleh Menko Kesra Soepardjo Roestam dan Menko Polkam Soedomo disaksikan oleh Ketua PMI Pusat Ibnu Soetowo dan Gubernur Jawa Tengah, HM Ismail.
Museum Rekor-Dunia Indonesia kemudian popular dengan sebutan akronim MURI yang diberikan oleh Soepardjo Roestam pada upacara peresmian MURI.
Tujuan kegiatan MURI murni pengabdian bakti-budaya dengan menghimpun data-data rekor superlatif yang hadir di Indonesia atau dibuat oleh putera-puteri bangsa Indonesia sebagai inspirasi penggugah semangat bangsa Indonesia untuk selalu berjuang mempersembahkan karsa dan karya yang terbaik di bidang keahlian masing-masing.
MURI merupakan lembaga pertama di Indonesia yang khusus menghimpun data-data rekor superlatif di Indonesia. Pendirian dan pelaksanaan kegiatan MURI didukung sepenuhnya oleh kelompok- usaha JAMU JAGO.
Ternyata sambutan masyarakat terhadap MURI luar biasa antusias hingga praktis setiap hari terjadi peristiwa penciptaan mau pun pemecahan rekor di berbagai kota besar sampai pedesaan Indonesia yang diberitakan secara nasional mau pun internasional.
Rekor-rekor yang diciptakan masyarakat untuk MURI bukan hanya rekor-nasional namun juga rekor-dunia.
Kegiatan rutin MURI dilaksanakan Manajer MURI, Paulus Pangka beserta staf kerabat-kerja MURI.
Edisi perdana BUKU MURI atas prakarsa Wakil Ketua Umum MURI, Aylawati Sarwono akan diterbitkan PT Elex Komputindo, kelompok Gramedia pada HUT ke 17 MURI 27 Januari 2007.
Museum Rekor-Dunia Indonesia kemudian popular dengan sebutan akronim MURI yang diberikan oleh Soepardjo Roestam pada upacara peresmian MURI.
Tujuan kegiatan MURI murni pengabdian bakti-budaya dengan menghimpun data-data rekor superlatif yang hadir di Indonesia atau dibuat oleh putera-puteri bangsa Indonesia sebagai inspirasi penggugah semangat bangsa Indonesia untuk selalu berjuang mempersembahkan karsa dan karya yang terbaik di bidang keahlian masing-masing.
MURI merupakan lembaga pertama di Indonesia yang khusus menghimpun data-data rekor superlatif di Indonesia. Pendirian dan pelaksanaan kegiatan MURI didukung sepenuhnya oleh kelompok- usaha JAMU JAGO.
Ternyata sambutan masyarakat terhadap MURI luar biasa antusias hingga praktis setiap hari terjadi peristiwa penciptaan mau pun pemecahan rekor di berbagai kota besar sampai pedesaan Indonesia yang diberitakan secara nasional mau pun internasional.
Rekor-rekor yang diciptakan masyarakat untuk MURI bukan hanya rekor-nasional namun juga rekor-dunia.
Kegiatan rutin MURI dilaksanakan Manajer MURI, Paulus Pangka beserta staf kerabat-kerja MURI.
Edisi perdana BUKU MURI atas prakarsa Wakil Ketua Umum MURI, Aylawati Sarwono akan diterbitkan PT Elex Komputindo, kelompok Gramedia pada HUT ke 17 MURI 27 Januari 2007.
Masjid Agung Jawa Tengah
Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) yang terletak di Jalan Gajah Raya Semarang, Jawa Tengah, yang diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 11 November 2006, kini menjadi kebanggan umat Islam karena keberadaan tempat ibadah yang dibangun di atas lahan 10 hektare itu telah mendunia.
Keberadaan MAJT tidak hanya dikenal umat Islam Indonesia namun telah dikenal umat Islam di dunia. Gaungnya telah sampai ke dunia. Tidak sedikit umat Islam dunia dan diplomat negara Islam yang berkunjung ke Jawa Tengah menyempatkan diri mengunjungi MAJT.
Mereka mengaku tertegun dengan kemegahan MAJT yang pembangunannya memakan waktu 5 tahun itu menjadi tempat ibadah, pusat pendidikan, pelayanan masyarakat, pusat aktivitas syiar Islam, dan alternatif wisata religi.
Umat Islam dan diplomat asing asal Timur Tengah, Malaysia, dan Brunei Darussalam ketika berada di MAJT berputar-putar berkeliling dan tak lupa salat di MAJT yang pembangunannya menghabiskan dana sebesar Rp198,6 miliar itu tertarik dengan arsitektur MAJT.
Abdul Aziz (43), umat Islam asal Malaysia, mengaku keindahan dan kemegahan MAJT tak terkira. "Saya sangat tertegun dengan keindahan dan kemegahan MAJT yang menjadi pusat dakwah, syiar Islam, dan wisata religi," katanya yang mengaku sudah mengunjungi MAJT dua kali.
Ia mengimbau agar masjid ini dikelola dengan sebaik-baiknya dan difungsikan secara optimal. Fungsi utama masjid adalah sebagai tempat ibadah, tentu harus diisi dengan kegiatan yang bernuansa keagamaan seperti salat, zikir, membaca Alquran yang merupakan sebagian upaya memakmurkan masjid.
Achmad Fauzi (34), muslim dari Brunei Darussalam, mengharapkan agar keberadaan MJAT yang megah dan indah ini dijadikan tempat untuk memupuk persatuan dan kesatuan umat Islam.
"Makmurkanlah masjid ini, dan jadikanlah rumah Allah ini tempat untuk memupuk rasa persaudaraan, kesatuan, dan persatuan umat Islam. Dari MAJT inilah diharapkan akan terpancar semangat ajaran Islam," katanya yang mengaku sudah tiga kali mengunjungi MAJT.
Bahkan, hampir setiap hari wisatawan domestik dari penjuru Tanah Air, terutama pada hari libur berdatangan ke MAJT untuk melihat keindahan dan kemegahan bangunan MAJT yang gaungnya telah mendunia itu.
"Kalau boleh saya omong, MAJT merupakan masjid paling megah di seluruh Indonesia. Keindahan, kemegahan, dan arsitekturnya tiada taranya. Keberadaan MAJT harus dikelola dengan baik sebagai tempat syiar agama Islam, tempat dakwah, wisata religi, dan pelayanan masyarakat," kata Fauzi Dahlan (32), muslim asal Sumatera Barat.
MAJT dibangun di areal seluas kurang lebih 10 hektare, dengan luas bangunan induk seluas 7.669 m2, dan mampu menampung 15.000 jemaah. Sedangkan pelatarannya seluas 7.500 m2 dilengkapi dengan enam payung raksasa yang bisa membuka dan menutup secara otomatis seperti yang ada di Masjid Nabawi di kota Madinah.
Arsitektur masjid ini merupakan perpaduan antara arsitektur Jawa, Arab, dan Yunani.
Di bangunan sayap kanan terdapat ruang pertemuan atau auditorium yang mampu menampung 2.000 jemaah. Sedangkan sayap kiri dipersiapkan untuk perpustakaan yang nantinya didesain menjadi perpustakaan modern (digital library) dan ruang perkantoran yang disewakan.
MAJT selain disiapkan sebagai tempat ibadah, juga dipersiapkan sebagai objek wisata religius. Untuk menunjang tujuan tersebut, MAJT dilengkapi dengan wisma penginapan dengan kapasitas 23 kamar berbagai kelas sehingga para peziarah yang ingin bermalam bisa memanfaatkan fasilitas ini.
Daya tarik lain dari masjid ini adalah Menara Asmaul Husna atau Al Husna Tower yang tingginya mencapai 99 Meter. Bagian dasar dari menara ini terdapat Studio Radio DaIs (Dakwah Islam). Sedangkan di lantai 2 dan lantai 3 digunakan sebagai Museum Kebudayaan Islam, dan di lantai 18 terdapat "Kafe Muslim" yang dapat berputar 360 derajat. Di lantai 19, yaitu untuk menara pandang dilengkapi lima teropong yang bisa melihat kota Semarang.
MAJT ditinjau dari segi arsitekturnya sangat membanggakan dan bangunannya meneladani prinsip gugus model kluster dari Masjid Nabawi di Madinah.
Bentuk penampilan arsitekturnya merupakan gubahan baru yang mengambil model dari tradisi masjid para wali dengan membubuhkan corak universal arsitektur Islam pada bangunan pusatnya dengan menonjolkan kubah utama yang dilengkapi dengan "minaret" runcing menjulang di keempat sisinya.
Ide pendirian MAJT berasal dari Gubernur Mardiyanto yang didukung tokoh-tokoh masyarakat dan agama. Mereka sangat mendukung gagasan tersebut. Pertimbangannya, masyarakat Jateng memerlukan bangunan monumental berupa masjid yang menjadi kebanggaan rakyat Jateng. Keberadaan masjid itu juga mencerminkan perhatian pemerintah dan masyarakat untuk memelihara keseimbangan antara pembangunan material dan spiritual.
MAJT beserta fasilitas pendukungnya menempati tanah "bondo" Masjid Agung Semarang di Kelurahan Sambirejo, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang.
Karena itu, di samping adanya arena bisnis di sekeliling MAJT, seperti halnya Masjid Nabawi di Madinah dan Masjidil Haram di Mekah, sangat diharapkan uluran tangan dari kaum "aghniya" (orang kaya) untuk memberikan bantuan material agar MAJT terpelihara kebersihan, keindahannya, dan dapat berfungsi maksimal.
MAJT mempunyai konsep yang diterjemahkan dalam tradisi candra sengkala. Pesan dalam candra sengkala yang dipadu dalam kalimat "sucining guna gapuraning gusti" (4391-1934 Jawa atau 2001 tahun Masehi Miladiyah), menandai awal terbesitnya niat untuk mulai membangun masjid mutiara tanah Jawa itu.
Masjid yang mampu menampung 15.000 jemaah ini secara keseluruhan terdiri atas bangunan masjid, plaza masjid dengan enam payung hidrolik raksasa, aula pertemuan, graha agung hotel, kompleks perkantoran, perpustakaan, dan menara Asmaul Husna.
Beberapa bangunan di dalam area MAJT mempunyai spesifikasi khusus yang tidak dimiliki daerah lain di Indonesia. Misalnya payung hidrolik raksasa hanya ada di dua tempat, yaitu Masjid Nabawi dan Masjid Agung Jawa Tengah.
Menara Asmaul Husna, yang berdiri kokoh di sudut barat daya MAJT merupakan salah satu daya tarik kawasan itu. Dari bentuknya, bangunan setinggi 99 meter yang melambangkan nama Allah itu dikonsep sebagai replika Menara Kudus. Banyak pengunjung yang datang untuk sekadar melihat atau berfoto bersama di menara MAJT.
Konsep bangunan yang menggabungkan arsitektur Jawa, Islam, dan Roma itu merupakan pemikat bagi pengunjung. Berbagai "memorabilia" yang terkait dengan syiar Islam juga ada di sana, di antaranya Alquran raksasa tulisan tangan yang merupakan karya H. Hayatuddin, "khattat" (penulis kaligrafi) dari Universitas Sains dan Ilmu Alquran (Unsyiq) Jateng di Wonosobo.
Selain itu, ada pula replika beduk raksasa Purworejo, yang dibuat para santri Pesantren Alfalah Mangunsari, Jatilawang, Banyumas. Bangunan masjid tak menunjukkan kesan mewah. Dibandingkan bangunan pendampingnya, bangunan masjid lebih sederhana, namun memberi kesan teduh.
Pemilihan warna maupun penataan interior masjid dirancang dengan cermat. Rancangan bentuk dan hiasan di dalam masjid didominasi pengaruh dua budaya, Jawa dan Islam. Bentuk kubah, lengkungan, geometri bintang delapan, dan kaligrafi mencerminkan budaya Islam.
Keberadaan MAJT tidak hanya dikenal umat Islam Indonesia namun telah dikenal umat Islam di dunia. Gaungnya telah sampai ke dunia. Tidak sedikit umat Islam dunia dan diplomat negara Islam yang berkunjung ke Jawa Tengah menyempatkan diri mengunjungi MAJT.
Mereka mengaku tertegun dengan kemegahan MAJT yang pembangunannya memakan waktu 5 tahun itu menjadi tempat ibadah, pusat pendidikan, pelayanan masyarakat, pusat aktivitas syiar Islam, dan alternatif wisata religi.
Umat Islam dan diplomat asing asal Timur Tengah, Malaysia, dan Brunei Darussalam ketika berada di MAJT berputar-putar berkeliling dan tak lupa salat di MAJT yang pembangunannya menghabiskan dana sebesar Rp198,6 miliar itu tertarik dengan arsitektur MAJT.
Abdul Aziz (43), umat Islam asal Malaysia, mengaku keindahan dan kemegahan MAJT tak terkira. "Saya sangat tertegun dengan keindahan dan kemegahan MAJT yang menjadi pusat dakwah, syiar Islam, dan wisata religi," katanya yang mengaku sudah mengunjungi MAJT dua kali.
Ia mengimbau agar masjid ini dikelola dengan sebaik-baiknya dan difungsikan secara optimal. Fungsi utama masjid adalah sebagai tempat ibadah, tentu harus diisi dengan kegiatan yang bernuansa keagamaan seperti salat, zikir, membaca Alquran yang merupakan sebagian upaya memakmurkan masjid.
Achmad Fauzi (34), muslim dari Brunei Darussalam, mengharapkan agar keberadaan MJAT yang megah dan indah ini dijadikan tempat untuk memupuk persatuan dan kesatuan umat Islam.
"Makmurkanlah masjid ini, dan jadikanlah rumah Allah ini tempat untuk memupuk rasa persaudaraan, kesatuan, dan persatuan umat Islam. Dari MAJT inilah diharapkan akan terpancar semangat ajaran Islam," katanya yang mengaku sudah tiga kali mengunjungi MAJT.
Bahkan, hampir setiap hari wisatawan domestik dari penjuru Tanah Air, terutama pada hari libur berdatangan ke MAJT untuk melihat keindahan dan kemegahan bangunan MAJT yang gaungnya telah mendunia itu.
"Kalau boleh saya omong, MAJT merupakan masjid paling megah di seluruh Indonesia. Keindahan, kemegahan, dan arsitekturnya tiada taranya. Keberadaan MAJT harus dikelola dengan baik sebagai tempat syiar agama Islam, tempat dakwah, wisata religi, dan pelayanan masyarakat," kata Fauzi Dahlan (32), muslim asal Sumatera Barat.
MAJT dibangun di areal seluas kurang lebih 10 hektare, dengan luas bangunan induk seluas 7.669 m2, dan mampu menampung 15.000 jemaah. Sedangkan pelatarannya seluas 7.500 m2 dilengkapi dengan enam payung raksasa yang bisa membuka dan menutup secara otomatis seperti yang ada di Masjid Nabawi di kota Madinah.
Arsitektur masjid ini merupakan perpaduan antara arsitektur Jawa, Arab, dan Yunani.
Di bangunan sayap kanan terdapat ruang pertemuan atau auditorium yang mampu menampung 2.000 jemaah. Sedangkan sayap kiri dipersiapkan untuk perpustakaan yang nantinya didesain menjadi perpustakaan modern (digital library) dan ruang perkantoran yang disewakan.
MAJT selain disiapkan sebagai tempat ibadah, juga dipersiapkan sebagai objek wisata religius. Untuk menunjang tujuan tersebut, MAJT dilengkapi dengan wisma penginapan dengan kapasitas 23 kamar berbagai kelas sehingga para peziarah yang ingin bermalam bisa memanfaatkan fasilitas ini.
Daya tarik lain dari masjid ini adalah Menara Asmaul Husna atau Al Husna Tower yang tingginya mencapai 99 Meter. Bagian dasar dari menara ini terdapat Studio Radio DaIs (Dakwah Islam). Sedangkan di lantai 2 dan lantai 3 digunakan sebagai Museum Kebudayaan Islam, dan di lantai 18 terdapat "Kafe Muslim" yang dapat berputar 360 derajat. Di lantai 19, yaitu untuk menara pandang dilengkapi lima teropong yang bisa melihat kota Semarang.
MAJT ditinjau dari segi arsitekturnya sangat membanggakan dan bangunannya meneladani prinsip gugus model kluster dari Masjid Nabawi di Madinah.
Bentuk penampilan arsitekturnya merupakan gubahan baru yang mengambil model dari tradisi masjid para wali dengan membubuhkan corak universal arsitektur Islam pada bangunan pusatnya dengan menonjolkan kubah utama yang dilengkapi dengan "minaret" runcing menjulang di keempat sisinya.
Ide pendirian MAJT berasal dari Gubernur Mardiyanto yang didukung tokoh-tokoh masyarakat dan agama. Mereka sangat mendukung gagasan tersebut. Pertimbangannya, masyarakat Jateng memerlukan bangunan monumental berupa masjid yang menjadi kebanggaan rakyat Jateng. Keberadaan masjid itu juga mencerminkan perhatian pemerintah dan masyarakat untuk memelihara keseimbangan antara pembangunan material dan spiritual.
MAJT beserta fasilitas pendukungnya menempati tanah "bondo" Masjid Agung Semarang di Kelurahan Sambirejo, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang.
Karena itu, di samping adanya arena bisnis di sekeliling MAJT, seperti halnya Masjid Nabawi di Madinah dan Masjidil Haram di Mekah, sangat diharapkan uluran tangan dari kaum "aghniya" (orang kaya) untuk memberikan bantuan material agar MAJT terpelihara kebersihan, keindahannya, dan dapat berfungsi maksimal.
MAJT mempunyai konsep yang diterjemahkan dalam tradisi candra sengkala. Pesan dalam candra sengkala yang dipadu dalam kalimat "sucining guna gapuraning gusti" (4391-1934 Jawa atau 2001 tahun Masehi Miladiyah), menandai awal terbesitnya niat untuk mulai membangun masjid mutiara tanah Jawa itu.
Masjid yang mampu menampung 15.000 jemaah ini secara keseluruhan terdiri atas bangunan masjid, plaza masjid dengan enam payung hidrolik raksasa, aula pertemuan, graha agung hotel, kompleks perkantoran, perpustakaan, dan menara Asmaul Husna.
Beberapa bangunan di dalam area MAJT mempunyai spesifikasi khusus yang tidak dimiliki daerah lain di Indonesia. Misalnya payung hidrolik raksasa hanya ada di dua tempat, yaitu Masjid Nabawi dan Masjid Agung Jawa Tengah.
Menara Asmaul Husna, yang berdiri kokoh di sudut barat daya MAJT merupakan salah satu daya tarik kawasan itu. Dari bentuknya, bangunan setinggi 99 meter yang melambangkan nama Allah itu dikonsep sebagai replika Menara Kudus. Banyak pengunjung yang datang untuk sekadar melihat atau berfoto bersama di menara MAJT.
Konsep bangunan yang menggabungkan arsitektur Jawa, Islam, dan Roma itu merupakan pemikat bagi pengunjung. Berbagai "memorabilia" yang terkait dengan syiar Islam juga ada di sana, di antaranya Alquran raksasa tulisan tangan yang merupakan karya H. Hayatuddin, "khattat" (penulis kaligrafi) dari Universitas Sains dan Ilmu Alquran (Unsyiq) Jateng di Wonosobo.
Selain itu, ada pula replika beduk raksasa Purworejo, yang dibuat para santri Pesantren Alfalah Mangunsari, Jatilawang, Banyumas. Bangunan masjid tak menunjukkan kesan mewah. Dibandingkan bangunan pendampingnya, bangunan masjid lebih sederhana, namun memberi kesan teduh.
Pemilihan warna maupun penataan interior masjid dirancang dengan cermat. Rancangan bentuk dan hiasan di dalam masjid didominasi pengaruh dua budaya, Jawa dan Islam. Bentuk kubah, lengkungan, geometri bintang delapan, dan kaligrafi mencerminkan budaya Islam.
Museum Rangga Warsita
Museum Jawa Tengah Ronggowarsito, termasuk museum propinsi terbesar di Indonesia dalam hal jumlah koleksi dan keluasan bangunan terletak pada Jalan Abdulrahman Saleh Nomor 1 Semarang, Jawa Tengah, Indonesia, persis di sebelah bundaran Kalibanteng. Terletak dekat bandara Ahmad Yani di Semarang dan hanya 4 km jauhnya dari pusat kota ke arah barat.
Semarang merupakan ibukota propinsi Jawa Tengah, sebuah propinsi yang memiliki ribuan candi yang dibangun antara 500 – 1000 Masehi termasuk di dalamnya adalah candi Borobudur, salah satu warisan budaya dunia menurut UNESCO.
Semarang sebagai kota pelabuhan mempunyai kekhasan topografi. Berdasar bentang geografinya, Semarang terdiri dari dua bagian yaitu Semarang bawah dan Semarang atas. Semarang bawah merupakan pusat aktivitas sehari-hari, baik bisnis, pendidikan dan budaya, dan disini dapat dilihat sekelompok bangunan berarsitektur Belanda dan dikenal sebagai “Little Netherlands”.
Visi dan Misi
Museum Jawa Tengah Ronggowarsito mempunyai visi “Bangga Peduli Budaya” yang berarti bahwa kami bangga mengurusi beragam warisan budaya dan perwujudan lain ekspresi budaya. Selain itu, Museum Jawa Tengah Ronggowarsito mempunyai dua misi, yaitu “Meningkatkan apresiasi budaya dan meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap budaya”
Sejarah Singkat :
Pembangunan Museum Jawa Tengah dimulai pada tahun 1975. Pada tahun 1983 salah satu ruang pamer tetap selesai dibangun dan dibuka untuk umum pada tanggal 2 April 1983 menurut saran Gubernur Jawa Tengah pada waktu itu, Bapak Soepardjo Roestam. Pada tanggal 5 Juli 1989 Museum Jawa Tengah Ronggowarsito resmi dibuka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada waktu itu, Bapak Prof. Dr. Fuad Hassan.
Nama Ronggowarsito sendiri diambil dari nama salah seorang pujangga besar dari Keraton Surakarta, yaitu Raden Ngabehi Ronggowarsito (1802-1873 M). Salah satu hasil karya unggulannya adalah “Serat Kalatidha” yang meramalkan tentang zaman edan, suatu zaman dimana aturan dan hokum dilecehkan dan diabaikan. Beberapa kutipan dari “Serat Kalatidha” dapat disaksikan pada dinding pendopo yang dipahatkan pada dinding kayu jati.
Tipe Museum :
Museum Jawa Tengah Ronggowarsito merupakan museum umum yang mengoleksi beragam artefak yang sebagian besar ditemukan di propinsi Jawa Tengah dan berasal dari kurun waktu prasejarah hingga masa sekarang. Beberapa artefak merupakan koleksi unggulan.
Arsitektur Bangunan :
Arsitektur bangunan museum merupakan kombinasi arsitektur tradisional bergaya “joglo” dan arsitektur modern. Dibangun diatas tanah seluas 1,8 ha, museum Jawa Tengah Ronggowarsito terdiri dari 4 gedung ruang pamer tetap masing-masing berlantai 2, auditorium, laboratorium, perpustakaan, ruang administrasi, pendopo dan tempat penyimpanan koleksi.
Akses ke Museum :
Museum Jawa Tengah dapat dicapai dari bandara, pelabuhan atau terminal bis.
a. Dari bandara
Propinsi Jawa Tengah mempunyai satu bandara nasional di Semarang (bandara Ahmad Yani) dan satu bandara internasional di Surakarta (bandara Adi Sumarmo). Bandara Ahmad Yani dapat dicapai dalam waktu 45 menit penerbangan dari bandara internasional Soekarno-Hatta di Jakarta dan sekitar 90 menit penerbangan dari bandara Ngurah Rai di Denpasar, Bali.
Penerbangan dari Jakarta ke Semarang dilaksanakan hampir setiap hari oleh Garuda, Mandala, dan maskapai penerbangan lainnya.
b. Dari pelabuhan
Dibutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk sampai ke Museum Jawa Tengah Ronggowarsito dari pelabuhan Tanjung Mas dengan angkutan taksi melalui jalan lingkar.
c. Dari terminal bis
Dibutuhkan waktu sekitar 1 jam untuk sampai ke Museum Jawa Tengah Ronggowarsito dari terminal bis Terboyo di Kaligawe, Semarang dengan bis kota atau 30 menit dengan naik taksi.
Harga Tiket :
Anak-anak : Rp 1.000,00 / orang Dewasa : Rp 2.000,00 / orang
Tiket dapat dibeli langsung pada saat kunjungan atau melalui pemberitahuan terlebih dahulu yang dilengkapi dengan tanggal, hari, jam kunjungan, jumlah anggota rombongan dan perlu tidaknya panduan kunjungan melalui customer's request.
Museum Jawa Tengah Ronggowarsito dibuka setiap hari (Senin sampai dengan Minggu) jam 08.00 – 14.00 WIB
Informasi Lainnya :
a. Akomodasi
Selama berada di Semarang, Anda dapat beristirahat dan bermalam di beberapa hotel berbintang yang berada di pusat kota maupun kota atas. Di Pusat kota Anda dapat tinggal di Hotel Ciputra , Hotel Pandanaran , Hotel Graha Santika , Hotel Dibya Puri, Hotel Santika, dan banyak lagi hotel berbintang dua maupun berbintang satu. Di kota atas Anda dapat tinggal di Hotel Patrajasa, Hotel Grand Candi, Hotel Grasia dan banyak lagi yang berbintang dua maupun berbintang satu.
b. Objek Wisata Lainnya
Setelah mengunjungi Museum Jawa Tengah Ronggowarsito, Anda dapat mengadakan wisata kota dan mengunjungi Klenteng Sampokong, Kota Lama, Taman Budaya Jawa Tengah Mini "Maerokoco", dan museum-museum lain di Semarang seperti Museum Jamu Nyonya Meneer, Museum Jamu Jago, Museum Rekor Indonesia, Museum Perjuangan Mandala Bakti, dan Museum Akademi Polisi.
Jika Anda merencanakan wisata ke luar kota, Anda dapat menuju ke selatan dan mengunjungi kompleks candi Gedong Songo (Bandungan, Ambarawa), candi Borobudur (Magelang) dan banyak candi-candi kecil serta pemandian kuno dalam perjalanan dari kompleks candi Gedong Songo ke candi Borobudur. Jika Anda pergi ke utara, maka Anda akan melihat banyak peninggalan dari masa Islam yang diwariskan oleh Wali Songo (sembilan orang suci yang mengajarkan dan menyebarkan agama Islam pada abad ke-15 Masehi) sepanjang perjalanan ke Surabaya seperti misalnya Masjid Agung Demak di Demak (20 km dari Semarang), Masjid Menara di Kudus (40 km dari Semarang).
Langganan:
Postingan (Atom)